Burung
hantu dikenal karena matanya yang besar dan menghadap ke depan.
Berbeda dari burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama
paruh yang bengkok-tajam seperti paruh elang, dan susunan bulu di
kepala yang membentuk lingkaran wajah, rupa burung hantu sangat
’’mengesankan’’ sekaligus menyeramkan.
Lehernya sangat lentur, sehingga wajah dapat berputar 180 derajat ke belakang. Sejauh ini, citra burung hantu bagi sebagian masyarakat cenderung negatif. Kalau terdengar suaranya di pekarangan rumah di senja hari, pemilik rumah lekas-lekas mengusirnya dengan cara membakar tikar usang di bawah pohon tempatnya bertengger. Namun sudah saatnya citra itu dibuang jauh-jauh. Karena, ternyata burung hantu itu bisa dijinakkan.
Lehernya sangat lentur, sehingga wajah dapat berputar 180 derajat ke belakang. Sejauh ini, citra burung hantu bagi sebagian masyarakat cenderung negatif. Kalau terdengar suaranya di pekarangan rumah di senja hari, pemilik rumah lekas-lekas mengusirnya dengan cara membakar tikar usang di bawah pohon tempatnya bertengger. Namun sudah saatnya citra itu dibuang jauh-jauh. Karena, ternyata burung hantu itu bisa dijinakkan.
Daya
tarik burung hantu sebagai satwa hias justru pada fisiknya yang lain
dari burung hias pada umumnya. Selain fisiknya, dia juga memiliki kesan
antik. Kesan itu muncul karena bulu-bulunya berwarna cokelat kusam,
seperti perabot antik dari kayu jati yang sudah berumur ratusan tahun.
Keunikannya ditunjang bentuk muka yang aneh seperti kucing, dan kedua
matanya yang bulat.
Prinsip
utama menjinakkan satwa ini adalah menciptakan ketergantungan kepada
pemiliknya, terutama dalam hal pakan. Karena itu, bila sejak kecil
diberi pakan sehingga, maka burung hantu merasa tergantung kepada
pemilik dan akan menjadi satwa yang jinak. Memelihara burung hantu juga
tidak serepot yang dibayangkan, meski ia termasuk burung malam pemakan
daging yang cara hidupnya belum banyak diketahui. Makanan kegemarannya
sudah pasti tikus. Mencari tikus rumah untuk umpan burung ini tentu
repot sehingga bisa diganti tikus putih yang banyak dijual di
pasar-pasar burung.
Kalau tikus putih sebagai pakan burung hantu pun sulit diperoleh, Anda bisa menggantinya dengan lele dumbo yang harganya murah dan mudah diperoleh di pasaran. Seekor burung hantu dewasa bisa diberi 1-2 ekor lele dumbo setiap malam atau bisa juga diganti dengan burung mprit yang masih hidup 2-3 ekor (tergantung jenis burung hantu tersebut).
Bagi
kalian yang masih keberatan dengan makanan burung hantu yang memang
bisa dibilang mahal, maka kalian bisa saja memelihara burung hantu jenis
celepuk. Khusus burung hantu jenis ini, makannya adalah jangkrik.
Jadi, kalian ga perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup Rp 2.000,- bisa
buat makan 1 minggu. (Kalo masih kemahalan cari aja sendiri).
Burung
hantu cukup diberi makan 1 hari 1 - 2 kali saja pada waktu senja
(16.00) dan pagi (06.45). Pada malam hari cukup diberi jangkrik 7-8
ekor. Tidak perlu memberi makan pada siang hari. Biarkan dia
beristirahat di siang hari.
Untuk
perawatan kandang burung hantu sangatlah mudah. Hanya perlu
dibersihkan 1 minggu sekali. Dan jangan lupa si burung hantu juga
dimandikan setiap kali kalian mencuci kandangnya (biar ga bau hehe..)
Buat yang memelihara burhan yang jenisnya besar alias yang bukan
celepuk ada baiknya jika menggunakan kandang anjing atau kucing. Jadi
si burhan bisa gerak-gerak buat pelemasan otot biar ga capek.
Jangan lupa:
1, Buat yang piara anakan kalo malam jangan lupa taruh di tempat yang hangat.
2. Ada baiknya juga kalo tiap malam si burung hantu dibiarkan terbang berkeliaran dalam rumah. Biar ga stres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar